Selasa, 24 Agustus 2010

MENGENAL DIRI

Sebagaimana dinyatakan dalam bait tembang di atas, orang yang mengetahui kembang tepus niscaya dia akan mengerti artadaya. Ia akan menegnal Dirinya sendiri. dan, ternyata artadaya itu satu asal dengan "sang hidup" (sukma sejati dan roh kudus/saudara sejati).  Satu pancer dengan hidupnya manusia. satu turunan! Baik artadaya maupun sang hidup muncul dari sumber yang sama, yaitu cahaya yang terpuji , dalam bahasa arabnya disebut " Nur muhammad" atau al-haqiqah al-muhhamadiyyah. Hakikat cahay yang terpuji juga disebut sebagai "hakikat Budha" atau "hakikat Yesus", tetapi sunan Kalijaga menyebutnya dalam ungkapan jawa "kembang tepus".
        Tanaman tepus termasuk dalam keluarga jahe-jahean dan sudah dikenal sejak zaman kuno. Tumbuhan ini mudah sekali berkembang biak dengan rimpang atau akarnya. Batang, daun, dan bunganya tumbuh dari akar yang sama.  Jadi, daya kuasa dan hidupnya bunga tepus itu satu pancer. manusia yang terdiri dari wujud lahiriah dan uripe, hidupnya, juga satu akar. satu pohon! Keduanya berasal dari cahaya yang terpuji. Dan, cahaya yang terpuji ini berasal dari Cahaya illahi. Cahaya di atas cahaya. Allah adalah Cahaya di atas cahaya. Nur ala nur (Q.S.24:35).
        Bagi mereka yang hobi membaca hadis, dia pasti tahu tentang adnya hadis yang menerangkan bahwa segala sesuatu di alam raya ini berasal dari cahaya yang terpuji, cahya kanga pinuji, ya Nur Muhammad. Hadis ini sebenarnya menginatkan kita bahwa semua ini, baik berupa langit dan bumi maupun hewan dan tumbuhan, asal-usulnya sama dengan manusia dan jiwanya. Semuanya berasal dari cahaya yang terpuji. Tak ada yang muncul dari akar yang lain. Cuma Artadaya ini bisa menjadi tirai bagi sang diri dalam melihat Dia. 
        Kalau kita sudah mengetahui bahwa segala usul segala sesuatu itu sama, maka kita harus bisa saling mengenal. Dan lewat roh kudus atau saudara sejati kita dapat saling berkomunikasi dengan tumbuh2an, hewan, bebatuan, sungai dlll yang ada di alam ini.
         Adanya hijab, tabir yang menutupi pengetahuan manusia tentang asal-usul dan tujuannya, menyebabkan manusia gampang terperosok hidupnya. Artadaya yang berguna untuk menepuh perjalanan hidupnya, malah sering membelenggu manusia itu sendiri. Keinginan manusia untuk bisa lepas dari bumi, malah membuatnya terjerat di bumi. Keinginan manusia untuk hidup merdeka, malah saling sikut untuk manguasai yang alain.
        Manusia harus mengetahui bungat tepus. mengetahui dzat dan sifatnya sendiri. dalam diolgnya dengan nabi Khidir, sunan kalijaga diingatkan agar dalam hidup ini tidak sekedar berjalan, tetapi sungguh2 melihat apa yang ada disekelilingnya. Tanpa memperjatikan dengan sungguh2 manusia akan kehilangan jati dirinya. Akan tetapi kehilangan orientasi hidupnya. Tujuan hidupnya.
        Dalam petualangan mistiknya ketika sunan Kalijaga bertemu nabi Khidir, sunan menyampaikan kisahnya sebagai berikut:
                        Ingkang dihin sira anon cahyo
                        gumawang tan wruh arane
                        pancamaya punika
                        sejatine tyas sayekti
                        pangarepe sariro
                        pancmaya iku
                        ingaran muka sipat
                        ingkang nuntun sipat kang linuwih
                        yeku asline sipat
"Yang pertama kau lihat cahaya, yang mencorong tapi kaun tak tahu namanya. Itulah pancamaya!  Yang   
 senyata-nyatanya ada di dalam hati. Mengatur badan manusia. Pancamaya itu, juga dinamakan mukasyafah.   menuntun sifat-sifat mulia sifat asal diri manusia." 

        Jelas sekali bahwa di dlam lubuk hati terdalam manusia ada pancamaya. perlu diperhatikan , bahwa yang disebut "hati" disini bukanlah organ fisik manusia yang terletak disebelah kanan dada. bukan itu, melainkan hati dalam makna rohani. Suatu tempat dialam gaib yang juga tempat bagi Betal mukaram. Tetapi ada relasi atau hubungan anatara alam gaib dan alam nyata. lalu apa yang disebut pancamaya?
        Kalau diterjemahkan secara harfiah, pancamaya artinya lima bayangan. namun kata maya juga bisa bermakna aneka warna, berbagai macam. pancamaya merupakan pelita asal yang ada pada manusia. Aneka warna tersebut melambangkan berbagai sifat mulia Tuhan yang sering disebut sebagai asmaul husna yang terdiri dari 99. Manusia dianugrahi sifat mulia tersebut kecuali agung karena agung hanya kepunyaan Allah. Dan sifat mulia pada mausia bukan "Yang Maha" karena itupun juga hanya kepunyaan Allah. Sebagai contoh, Allah adalah maha pemurah dan manusia sebenarnya juga mempunyai sifat pemurah sehinnga biasanya kita bersedekah pada orang yang membutuhkan. Allah adalah Maha Penyayang dan manusia mempunyai sifat penyayang yang digunakan untuk menyayangi orang tua, pasangan, anak dll. Tapi perlu diingat bahwa sifat mulia yang ada pada manusia bukan "yang maha".
         Kodrat tertanam di dalam benih. ketika Sang Diri melakukan mikraj dari betal makmur dan turun ke Betal mukadas, sang hartati menyambut kedatanganya. Dia membawakan kodrat bagi sang diri. Sang hartati membawa sarana bagi sang diri. Bersatunya sang diri dengan sang hartati menjelma menjadi bayi yang disebut sebagai wujud dari artadaya.
         Pancamaya mengarahkan manusia unatuka memiliki sifat mulia. Dan sifat2 mulia sebenarnya merupakan sifat asli manusia. Disebut juga mukasyafah. Sifat yang terseingkap hijabnya. Terbuka topengnya. Ini artinya berbagai kejahatan itu baru timbul dibelakang hari. Bukan sifat asli yang tertananam di dalam jati diri manusia. Sering kita berkata dalam hidup ini kita harus mendengarkan suara hati nurani, hati yang bercahaya. Pancamaya ini di alam gaib memancarkan sinarnya yang terang sekali.  Mencorong, karena beraneka warna yang melambangkan berbagai sifat mulia yang dianugrahkan pada manusia  menyatu sehingga tampaklah sinar yang terang mencorong. Jadi selama orang mendengarkan suara hati nuraninya, mengikuti pancamaya maka ia tak akan tersesat dlam hidup ini.
        Persoalannya, pancamaya ini bersandangkan Artadaya. Terselimuti oleh nafsu, pancamaya terselubungi oleh daya dan kekuatan untuk kelangsungan hidupnya di bumi ini. Tanpa artadaya manusia akan kehilangan vitalitas hidupnya.
        Sifat asli jati diri manusia adalah ketenangan, kedamaian, ketentraman sehingga pancamaya memancarkan cahaya warna puih bagaikan matahari. Meski pancaran sinarnya terdiri dari beraneka warna tetapi tampak putih belaka. Dan warna putih melambangkan kesucian batin manusia. Akan tetapi pancmaya tertutupi oleh tiga kekuatan alam, yaitu kekuatan yang diwariskan oleh orang tua, kekuatan unsur preyo dan unsue sreyo sebagaimana telah dijelaskan di atas. Tiga kekuatan itu dilambangkan dengan warna hitam, merah dna kuning. dan warna putih adalah kesucian hati manusia. Ketiga kekuatan itu menjadi penghalang bagi manusia untuk manunggal dengan Yang Maha Kuasa. Nmun bila manusia bisa mengendalikan tiga kekuatan tersebut, maka akan menjadi positif dan berguna bagi kehidupan manusia. Dalam khasanah tasawuf, empat daya yang berwarna hitam, merah, kuning dan putih itu dipandang sebagai kekuatan jiwa atau nafsu: al-amarah. al-lawwamah, al-shufiah dan al-muthmainah.
          Dalam Pupuh 4 (dandhanggula) bait ke 17 suluk linglung sebagi berikut:
                                     Sirna patang prakara na malih
                                     urub siji wewulo warnanya
                                     seh melaya lon ature
                                     punapa wastanipun
                                     urub siji wewolu warni
                                     pundi ingkang sanyata
                                     urub kang satuhu
                                     wonten kadi retno mancar
                                     wonten kadi maya-maya ngebati
                                     wonten abra markata
 " Empat warna lenyap. Muncul yang lain. Satu nyala delapan warna. Syekh Melaya berkata pelan: " apakah namanya? Satu nyala delapan warna itu, mana yang sejati, nyala yang sebenarnya? ada yang seperti mutiara bersinar kemilau. Ada yang bagaikan sinar warna-warni menakjubjan. ada yang terang gemerlapan".

         Manusia sejatinya adalah roh suci yang ditemani oleh sukma sejati yaitu penunjuk apa tugas dan peran kita di dunia ini sebagai khalifah dan roh kudus atau saudara sejati adalah penuntun kita untuk menjalani tugas kita di dunia ini. dan roh suci, sukma sejati, saudar sejati berasal dari satu pancer atau sumber yaitu nur muhammad atau cahaya terpuji. Setelah dalam perjalanan mistiknya sunan kalijaga mengetahui cahaya seperti yang diceritakan di atas, beliau bertanya pada saudara sejatinya.
        Dalam bait selanjutnya saudar sejati menjawab pertanyaan sunan. bahwa warna2 yang gemebyar itu sebenarnya satu.  Berasal dari wujud yang satu. Sebagimana roh suci, sukma sejati dan saudara sejati atau roh kudus itu satu asal usulnya. Namun , beraneka warnanya sehingga dijelaskan bahwa semua warna yang dilihat oleh sunsn itumerupaka perlambang bagi seluruh isinya bumi dan langit. Artinya, segenap isinya bumi dan langit itu ada pada tubuh manusia. baik dalam suluk linglungnya sunan kalijaga maupun yang terdapat dalam "Bima Suci Kidung Basa Mardawa" disebutkan bahwa kedelapan warnia ini juga merupakan miniatur jagad raya yang ada di dalam diri manusia.
        Saudara sejati selanjutnya menerangkan bahwa apa yang dapat disaksikan dalam keadaan meditasi bukanlah Tuhan. Yang menguasai segala keadaan yaitu Tuhan yang maha Esa, tidak dapat dilihat. Dia tidak mempunyai rupa, tidak berwarna, tak berwujud, tidak dapat dikhayalkan, tanpa tempat tinggal. Dia hanya terjangkau oleh orang yang hatinya awas. Hanya isyarat atau perlambangya yang memenuhi semesta. Meski dekat, tetapi tidak dapat disentuh. Tuhan dinyatakan sebagai "tan kena kinaya ngapa". Dia tidak dapatdigambarkan seperti apaun. Dia hanya bisa disifati dengan sifat2 yang patut bagi-Nya.
        Klaua bukan Tuhan, lalu apa yang disaksikan sunana?. Ternyat,a yang disaksikan suanan bak boneka gading yang berkilauan sinarnya itu adalah Premana atau permana. Inilah ajaran yang disebut chi (qi) dalam pandangan Cina. Ki dalam ajaran kebatinan atau reiki dari jepang yang juga dikenal sebagai prana dalam ajaran India. Dan, Permanalah yang menyebabkan badan ini hidup. Tetapi, Permana tak ikut merasakan kesedihan, kesakitan, dan penderitaan. Permana juga tidak membutuhkan tidur atau istirahat. tidak pula memerlukan makan dan minum. Jika Permana keluar dari tubuh, badan menjadi tak berdaya. Akhirnya menbusuk. Jadi, kekuasaan Permana itu untuk hidupnya badan jasmani ini.

        








        

Tidak ada komentar: