salam...
untuk mempererat hub. antar wargo kaweruh dimana saja diharap kesediaannya memberikan identitas yang bisa dihubungi..trima kasih
KAWERUH PANGRUWATAN
Selasa, 01 Mei 2012
Senin, 20 September 2010
SEDULUR PAPAT KALIMO PANCER
Keberadaan kita hidup di dunia ini tidak sendiri. Semenjak pertama kali kita diturunkan ke alam dunia lewat rahim ibu, Tuhan sudah menitahkan adanya penjaga-penjaga yang senantiasa mendampingi kita hidup di alam dunia. Dan sesuai dengan perintah Tuhan, para penjaga-penjaga itu dengan setia senantiasa berada di sekeliling kita.Setiap diri manusia mempunyai empat saudara. Ketika manusia msh berupa janin dalam perut ibunya, keempat saudara kita ini nyata, kasat mata alias bisa dilihat dg mata telanjang. Sunan Kalijaga melestarikan ajaran ini agar kita tidak melupakan mereka, bahkan kalo bs kita mengenali mereka. Berikut ada tembang dr Sunan Kalijaga yg sudah diubah dlm bhs. Indonesia biar gampang memahaminya.
"Ada sabda tentang saudara kita yg merawat dgn sungguh2. Yg memelihara berdasarkan kekuasaannya. Apa yg tercipta terwujud. Ketuban itu yg menjaga badan sy, yg menyampaikan kehendak, dgn kuasanya. Dinda ari-ari itu, yg memayungi semua tindakan berdasarkan kekuasaannya ( yg menyampaikan tujuan).
Sedangkan darah, siang dan malam membantu Allah yg Maha Kuasa. Mewujudkan Kehendak-Nya. Pusar kekuasaannya, memperhatikan sungguh2 diriku, memenuhipermintaanku. Kekuasaaanya itu. Maka, lengkaplah empat saudara saya, kelimanya sebagai pusat. Sudah menjadi satu. Manunggal dgn wujudku."
Dari kedua bait kidung itu, jelas sudah apa yg dinamakan sedulur papat (saudara empat). Semuanya merupakan saudara kandung ketika manusia msh berupa janin. Mereka smua menjaga pertumbuhan manusia di dalam kandungan sang ibu.
Bagi orang Jawa, khususnya orang yang memahami tentang Kejawen, adanya para penjaga tersebut dikenal dengan sebutan “Sedulur Papat”. Siapa saja Sedulur Papat itu? Sedulur papat yang dikenal masyarakat yang memahami Kejawen adalah:
1. Kakang Kawah (Air Ketuban)
2. Adhi Ari-Ari (Ari-ari)
3. Getih (Darah)
4. Puser (Pusar)
Anak yg pertama tentu kakak dr sang janin, yaitu ketuban atau kawah karena yg keluar pertama kali. Bisa disebut jg sbg saudara tua. Dia berfungsi menjaga janin di dlm rahim.
Saudara sekandung yg lebih muda adalah ari-ari, plasenta. Sbg pembungkus janin di dlm rahim. Dinyatakan bahwa ari-ari memayungi sang janin di dlm perut ibu. Begitu bayi lahir, maka ari-ari itu ikut keluar. Ia mengantarkan sampai ke tujuan. Yaitu lahir dengan selamat disertai dgn dirinya.
Berikutnya adalah darah. Ini jg saudara sang janin. Tanpa ada darah janin bukan saja tidak bs tumbuh, tp jg akan mengalami keguguran. Dalam kata2 Sunan, darah disebut membantu Allah siang dan malam untuk mewujudkan kehendak Tuhan.
Saudara keempat adalah pusar (Jawa: puser atau wudhel). Disini yg dimaksud adalah tali pusar. Sedangkan pusar sendiri sebenarnya hanyalah bekas menempelnya tali pusar pd perut. Tali pusarlah yg menghubungkan antara perut bayi dalam rahim dan ari-ari. Ia sbg alat untuk menyalurkan makanan dr ibu ke bayi dalam kandungan.
Air ketuban dan darah dibersihkan begitu bayi dilahirkan. Dan potongan tali pusar dipendam atau dihanyutkan ke sungai. Jasad yg terlahir hidup adalah bayinya (sang pancer), sedang secara metafisik saudara empat kita itu menjaga kita hingga kita mati.
Lalu siapakah yang disebut dengan istilah Pancer? Yang disebut dengan istilah Pancer itu adalah si jabang bayi itu sendiri. Artinya, sebagai jabang bayi yang berwujud manusia, maka dialah pancer dari semua ‘saudara-saudara’nya yang tak tampak itu.
Apa pandangan jawa ini bertentangan dgn ajaran Islam?
Perhatikan ayat berikut : "In kullu nafsin lamma 'alayha hafizh, setiap diri niscaya ada penjaganya." Juga pd ayat ini : "Wa huwa al-qahir fawq ibadih wa yursil alaykum hafazhah hatta i'dza ja'a ahadakum al-mawt tawaffathu rusuluna wa hum la yufarrithun. Dialah yg berkuasa atas semua hambaNya. Dan Dia mengutus kepada kalian penjaga-penjaga untuk melindungimu. Jika seseorang sudah waktunya mati, maka utusan2 Kami itu mewafatkannya tanpa keliru."
Setelah Islam masuk Jawa, kepercayaan tentang saudara empat ini dipadukan dgn empat malaikat yaitu Jibril, Isrofil, Mikail dan Izroil. Ke-empat malaikat ini jg dikenal di dunia Yahudi dan Kristiani. Oleh kelompok sufi tertentu, system saudara empat ini disejajarkan dengan keempat sifat nafsu, yaitu nafsu amarah, lawmanah, sufiah dan mutmainnah. Dan ini lebih tepat diselaraskan/disejajarkan dgn sifat KEKUATAN, KECERDIKAN/KEPINTARAN, SEMANGAT (di jalan kebenaran) dan KESUCIAN. Tampaknya system saudara empat ini lebih mudah dimengerti dan sesuai dgn system empat malaikat karena fungsi kekempat malaikat itu terkait dgn perlindungan mereka kepada manusia (yg berlaku baik tentunya).
kesamaan antara ajaran Kejawen dan Islam tersebut yakni Kakang Kawah yang disebutkan sebagai pembuka jalan si jabang bayi, itu di Islam dianggap sama dengan Jibril (Penyampai Wahyu). Malaikat Jibril lah yang membuka jalan bagi keselamatan sang bayi hingga lahir ke dunia.
Sedangkan Adhi Ari-ari yang disebut-sebut di dalam ajaran Kejawen, di dalam Islam dianggap sama dengan Mikail (Pembagi Rezeki). Karena lewat Ari-Ari itulah si jabang bayi dapat hidup dengan sari-sari makanan yang didapatkan dari seorang ibu.
Sementara Getih (darah) , bagi orang Kejawen, pada pemahaman orang Islam dianggap sama dengan keberadaan malaikat Izroil (pencabut nyawa). Buktinya, jika tidak ada darahnya, apakah manusia bisa hidup?
Yang terakhir adalah Puser. Dalam pemahaman masyarakat Kejawen, Puser adalah sambungan tali udara (napas) antara sang ibu dengan anaknya. Nah, pada pemahaman Islam, Puser ini dianggap sama dengan Isrofil (Peniup Sangkakala). Meniup sangkakala menjelang kiamat Qubro (kiamat Besar) adalah dengan napas.
Oleh karena itu, kita wajib mengenali siapa penjaga-penjaga tak nampak yang sudah diperintahkan Allah untuk senantiasa mendampingi kita. Dengan kita mengenali keberadaan mereka, akhirnya mereka nantinya bisa mawujud (berwujud). Dan yang perlu diingat lagi, jika kita sudah melihat wujud mereka, maka hendaknya kita senantiasa memuji atas kebesaran Allah yang Maha Agung. Karena atas titah Allah-lah kita semua bisa hidup berdampingan dengan penjaga-penjaga yang disebut dengan Sedulur Papat, Kalimo Pancer.
"Ada sabda tentang saudara kita yg merawat dgn sungguh2. Yg memelihara berdasarkan kekuasaannya. Apa yg tercipta terwujud. Ketuban itu yg menjaga badan sy, yg menyampaikan kehendak, dgn kuasanya. Dinda ari-ari itu, yg memayungi semua tindakan berdasarkan kekuasaannya ( yg menyampaikan tujuan).
Sedangkan darah, siang dan malam membantu Allah yg Maha Kuasa. Mewujudkan Kehendak-Nya. Pusar kekuasaannya, memperhatikan sungguh2 diriku, memenuhipermintaanku. Kekuasaaanya itu. Maka, lengkaplah empat saudara saya, kelimanya sebagai pusat. Sudah menjadi satu. Manunggal dgn wujudku."
Dari kedua bait kidung itu, jelas sudah apa yg dinamakan sedulur papat (saudara empat). Semuanya merupakan saudara kandung ketika manusia msh berupa janin. Mereka smua menjaga pertumbuhan manusia di dalam kandungan sang ibu.
Bagi orang Jawa, khususnya orang yang memahami tentang Kejawen, adanya para penjaga tersebut dikenal dengan sebutan “Sedulur Papat”. Siapa saja Sedulur Papat itu? Sedulur papat yang dikenal masyarakat yang memahami Kejawen adalah:
1. Kakang Kawah (Air Ketuban)
2. Adhi Ari-Ari (Ari-ari)
3. Getih (Darah)
4. Puser (Pusar)
Anak yg pertama tentu kakak dr sang janin, yaitu ketuban atau kawah karena yg keluar pertama kali. Bisa disebut jg sbg saudara tua. Dia berfungsi menjaga janin di dlm rahim.
Saudara sekandung yg lebih muda adalah ari-ari, plasenta. Sbg pembungkus janin di dlm rahim. Dinyatakan bahwa ari-ari memayungi sang janin di dlm perut ibu. Begitu bayi lahir, maka ari-ari itu ikut keluar. Ia mengantarkan sampai ke tujuan. Yaitu lahir dengan selamat disertai dgn dirinya.
Berikutnya adalah darah. Ini jg saudara sang janin. Tanpa ada darah janin bukan saja tidak bs tumbuh, tp jg akan mengalami keguguran. Dalam kata2 Sunan, darah disebut membantu Allah siang dan malam untuk mewujudkan kehendak Tuhan.
Saudara keempat adalah pusar (Jawa: puser atau wudhel). Disini yg dimaksud adalah tali pusar. Sedangkan pusar sendiri sebenarnya hanyalah bekas menempelnya tali pusar pd perut. Tali pusarlah yg menghubungkan antara perut bayi dalam rahim dan ari-ari. Ia sbg alat untuk menyalurkan makanan dr ibu ke bayi dalam kandungan.
Air ketuban dan darah dibersihkan begitu bayi dilahirkan. Dan potongan tali pusar dipendam atau dihanyutkan ke sungai. Jasad yg terlahir hidup adalah bayinya (sang pancer), sedang secara metafisik saudara empat kita itu menjaga kita hingga kita mati.
Lalu siapakah yang disebut dengan istilah Pancer? Yang disebut dengan istilah Pancer itu adalah si jabang bayi itu sendiri. Artinya, sebagai jabang bayi yang berwujud manusia, maka dialah pancer dari semua ‘saudara-saudara’nya yang tak tampak itu.
Apa pandangan jawa ini bertentangan dgn ajaran Islam?
Perhatikan ayat berikut : "In kullu nafsin lamma 'alayha hafizh, setiap diri niscaya ada penjaganya." Juga pd ayat ini : "Wa huwa al-qahir fawq ibadih wa yursil alaykum hafazhah hatta i'dza ja'a ahadakum al-mawt tawaffathu rusuluna wa hum la yufarrithun. Dialah yg berkuasa atas semua hambaNya. Dan Dia mengutus kepada kalian penjaga-penjaga untuk melindungimu. Jika seseorang sudah waktunya mati, maka utusan2 Kami itu mewafatkannya tanpa keliru."
Setelah Islam masuk Jawa, kepercayaan tentang saudara empat ini dipadukan dgn empat malaikat yaitu Jibril, Isrofil, Mikail dan Izroil. Ke-empat malaikat ini jg dikenal di dunia Yahudi dan Kristiani. Oleh kelompok sufi tertentu, system saudara empat ini disejajarkan dengan keempat sifat nafsu, yaitu nafsu amarah, lawmanah, sufiah dan mutmainnah. Dan ini lebih tepat diselaraskan/disejajarkan dgn sifat KEKUATAN, KECERDIKAN/KEPINTARAN, SEMANGAT (di jalan kebenaran) dan KESUCIAN. Tampaknya system saudara empat ini lebih mudah dimengerti dan sesuai dgn system empat malaikat karena fungsi kekempat malaikat itu terkait dgn perlindungan mereka kepada manusia (yg berlaku baik tentunya).
kesamaan antara ajaran Kejawen dan Islam tersebut yakni Kakang Kawah yang disebutkan sebagai pembuka jalan si jabang bayi, itu di Islam dianggap sama dengan Jibril (Penyampai Wahyu). Malaikat Jibril lah yang membuka jalan bagi keselamatan sang bayi hingga lahir ke dunia.
Sedangkan Adhi Ari-ari yang disebut-sebut di dalam ajaran Kejawen, di dalam Islam dianggap sama dengan Mikail (Pembagi Rezeki). Karena lewat Ari-Ari itulah si jabang bayi dapat hidup dengan sari-sari makanan yang didapatkan dari seorang ibu.
Sementara Getih (darah) , bagi orang Kejawen, pada pemahaman orang Islam dianggap sama dengan keberadaan malaikat Izroil (pencabut nyawa). Buktinya, jika tidak ada darahnya, apakah manusia bisa hidup?
Yang terakhir adalah Puser. Dalam pemahaman masyarakat Kejawen, Puser adalah sambungan tali udara (napas) antara sang ibu dengan anaknya. Nah, pada pemahaman Islam, Puser ini dianggap sama dengan Isrofil (Peniup Sangkakala). Meniup sangkakala menjelang kiamat Qubro (kiamat Besar) adalah dengan napas.
Oleh karena itu, kita wajib mengenali siapa penjaga-penjaga tak nampak yang sudah diperintahkan Allah untuk senantiasa mendampingi kita. Dengan kita mengenali keberadaan mereka, akhirnya mereka nantinya bisa mawujud (berwujud). Dan yang perlu diingat lagi, jika kita sudah melihat wujud mereka, maka hendaknya kita senantiasa memuji atas kebesaran Allah yang Maha Agung. Karena atas titah Allah-lah kita semua bisa hidup berdampingan dengan penjaga-penjaga yang disebut dengan Sedulur Papat, Kalimo Pancer.
Selasa, 24 Agustus 2010
DIRI MANUSIA
Bukan hanya filsafat Barat atau alam India yang kaya dengan telaahkehidupan diri manusia. sunan Kalijaga pun mengajarkan jati diri manusia kepada masyarakat. seperti juga pada doa, ajaran tentang filsafat kehidupan juga dituangkan dalam bentuk kidung. jika filsafat lebih menitikberatkan pada wacana intelektual, tidak demikian halnya dengan ajaran kidung sunan.ajaran dalam kidung lebih difokuskan dalam kehidupa nyata. Yaitu, manusia yang WASPADA.
Kita tidak asing dengan kata eling dan waspada. dari kedua kata jawa itu, hanya waqspada yang sepenuhnya terserap ke dalam bahasa indonesia. kata eling bisa diterjemahkan "ingat" atau "sadar". walaupun sebenarnya arti kata eling lebih luasdaripada ingat atau sadar, sedangkan waspada adalah keadaan yang senantiasa siaga. selalu awas! Hidup di dunia ini sebenarnya dalam belenggu kepura-puraan. Hal ini disebabkan manusia ini tidak tahu mau kemana dalam hidup ini. lalu, manusia mencari pegangan.
Apa yang dipakai pegan gan? Umumnya yang dipakai pegangan adalag agama atau kepercayaan. Agama mengandung unsur kepercayaan, tetapi kepercayaan belum tentu dalam bingkai agama. Dinegara-negara komunis atau bekas negara komunis banyak manusia tidak beragama, tetapi mereka memiliki kepercayaan.
Unsur utama dalam agama yang dipegangi erat-erat juga kepercayaan. Orang beragama lebih yakin akan masuk surga bila meyakini ajaran agamanya daripada harus beramal saleh yang dilandasi keimanan. Umumnya iman dipandiang lebih utama dari perbuatan. Apalagi laku agama, banyak yang dipandang sebelah mata. kadang dilirikpun tidak. padahal laku agama merupakan inti dalam kehidupan beragama. laku agama merupakan penghayatan batin dalam beragama.
Syariat dalam suatu agama dibutuhkan untuk membangun komunitas. Sendi pengikat dalam masyarakat. Di tingkat syariat inilah agama yang satu bisa dibedakan dari agama yang lain. Ada tiga hal yang menjadi kunci pembeda syriat agama yang satu denga yang lain, yaitu npada tatanan ritual, perkawinan dan kematian. Di tiga hal inilah hubungan manusia yang satu dengan lainnya dalam masyarakat agama tersatukan. dalam tiga hal inilah terbentuk paguyupan.
Selain kebersamaan dalam kehidupan kolektif, hidup bersama; manusia juga perlua meningkatkan kesempurnaan dirinya. Disamping ada kebutuhan bersama, juga ada kebutuhan yang bersifat individual. ambil contoh perkawinan, dalam bentuk ritualnya, perkawinan merupakan kebutuhan hidup bersama. Akan tetapi, dalam pemenuhan kebahagian, perkawinan merupakan kebutuhan individual.
Pada tingkat penyempurnaan Diri inilah potensi orang yang satu dengan yang lain berbeda2. Dalam penyempuranaan Diri ini manusia berada dalam maqam-maqam, tingkat2 rhani yang berbeda-beda. Masing2 jiwa mempunyai kedudukan sendiri2, sama seperti amlaikat(Q.S.37:164). Bedanya, malaikat tidak hidup bersandang jasmani dan tidak mengemban tugas hidup di bumi, sedangkan setiap manusia yang hidup di bumi ini menegemban tugas kekhalifahan (perwakilan). sebagian orang mempunyai posisi yang lebih tinggi dari yang lainnya.
Sunan Kalijaga mengajak untuk memahami perjalan hidup dan posisi kita dalam hidup ini. Agar kita bisa menerima tugas atau kodart hidup yang telah kita setujui dengan sukarela. mengemban tugas dengan legawa, hati yang lapang!
Sebenarnya kebahagiaan hidup ini bergantung pada sejauh mana kita dapat menerima diri. Yang berarti menerima kodrat kita. Dengan suka hati menyambut qadha dan qadar yang ada pada diri kita. Dlam bahasa gaul kita bisa menerima takdir dan nasib kita.
Menerima kodrat bukan berati menjadi manusia pasif. Menerima kodrat dan bertindak pasif, tidaklah sama. Keduanya berbeda! Menerima kodrat berarti menyadari sepenuhnya siapa dan apa diri kita, sedangkan bertindak pasif bebarti tidak mau atau enggan berikhtiar dalam menjalankan tugas hidup kita sebagai khalifah, wakil Tuhan, di bumi. Ini justru menyalahi kodrat!
sumber: Achmad Chodjim dalam bukunya " mistik dan makrifat SUNAN KALIJAGA" tahun 2003
sumber: Achmad Chodjim dalam bukunya " mistik dan makrifat SUNAN KALIJAGA" tahun 2003
KODRAT MANUSIA
Dari mana, dan siapa kita? sejak ribuan tahun lalu para ahli dan mistikus mengajukan pertanyaan tentang hal ini. Lebih dari du ribu tahun yang lalu para ahli pikir dari tanah yunani beranggapan bahwa manusia itu adalah hewan yang berakal. dengan demikian, hakikat jiwa adalah kesadaran atau rasio yang terperangkap badan jasmani. keadaan ini mendorong seorang filosof barat yang bernama Arthur Schopenhauer (1788-18680 memunculkan gagasannya tentang esensi atau hakikat manusia. menurutnya, manusia lahir dari kehendak buta.
Dengan pandangan tersebut manusia sama dengan menerima nasib secara pasif total. seolah2 kehadiran manusia di alam ini hanya karena kecelakaaan sejarah. Seakan2 manusia hadir karena paksaan dari luar dirinya.
Dalam buku Syekh Siti Jenar (Serambi,2001) telah diulas masalah kodrat ini. Namun, yang dibahas dalam buku ini adalah kodarta dari sisi kuasaNya dalam pembentukan jasmani. Bukan kodrat manusia yang mencakup nasib hidupnya. Jika kodrat dalam sisi jasmani untuk menyempurnakan kehidupan jasmani, dari sisi kejiwaan juga menyempurnakan jiwa agar sang Diri bisa kembali lagi pada-Nya. Inna li Allah wa inna ilyah rajiun, kita ini berasal dari Allah dan akan kembali pada-Nya. Mari kita lihat ajaran sunan kalijaga dibawah ini:
Sapa weruh kembang tepus kaki
sasat weruh reke artadaya
tunggal pancer sasantine
sapa weruh ing panuju
sasat weruh pagere wesi
rinekso wong sejagad
kang angidung iku
lamun dipun apalena
kidung iku den tutug padha sawengi
adoh panggawe ala
"siapa tahu bunga tepus, niscaya tahu makna artadaya. Yang satu asal dengan hidupnya. Siapa tahu tujuannya, niscaya tahu pagar besi, ynag dijaga manusia sedunia. yang melantunkan kidung, jika kidung dihapalkan, jauhlah perbuatan jahat."
Perhatikan baris pertama pada kidung tersebut. Disebutkan bhwa orang yang mengetahui bunga tepus, niscaya mengetahui makna artadaya. pertama2 yang perlu kita pahami adalah kata "mengetahui". Kata "weruh" tidak sekedar mengetahui, bukan hanya sekedar tahu melainkan bisa mengerti dan mengalami. lalu, apa yang dimaksud dengan bunga tepus? Bunga atau kembang tepus merupakan kalimat metafor. Kaliamat perumpamaan, bagi asla usul manusia.
Pada bait ssebelumnya disebutkan bahwa Diri manusia mula2 hadir di alam ngare. Ada di alam gaib. Arti ngare adalah lembah atau tanah yang datar. Tempat atau keadaan yang penuh ketentraman. di alam demikian inilah Diri Pribadi manusia berada. Ngare ini juga disebut "Betal Mukaram" (baitul muharram), rumah suci, tempat larangan. Artinya, bangunan rumah bagi sang diri di alam ngare itu bebas dari segala macam gangguan, godaan, dan gejolak nafsu.Alam yang benar2 penuh kedamaian dan ketentraman. Inilah yang juga dinamakan daru al-salam. Suatu tempat yang adanya di sisi Tuhan. Di situ Sang Diri ditemani oleh Allah Sang Pelindung.
Kemudian Sang Diri menerima panggilan dari Allah Yang Maha pemurah untuk menerima amanat di Betal Makmur (baitul ma'mur), rumah sebagai tempat keinginan. Dalam kidung itu dilukiskan sebagai orang yang berada di gunung. Di alam ini para malaikat setiap hari berdatangan ke betal makmur sambil memancarkan cahaya dan lengkap dengan perhiasannya. Mereka menebar bau harum dengan menyebut2 dan memuji2 Tuhan dengan diiringi musik surgawi. Di rumah inilah nabi menerima perintah salat lima kali sehari ketika mikraj. Jadi, di rumah ini Diri manusia bersumpah dan bersaksi sebagaimana di ayat Q.S. 7:172, "Bukankan Aku ini Tuhanmu? Benar! Dan, kami bersaksi." Setuju untuk hidup sebagai khalifah di bumi.
Di betal makmur Sang Diri sudah menyukma. Berkendaraan sukma. Bertubuh astral. disebut juga menggunakan wahana jiwa. Wahana ini digunakan untuk dapat teken kontrak tentang kehidupan yang akan dialami di dunia ini. Mereka semua mampu menyadari apa yang akan diembannya karena diri mereka belum terhijab. Belum tertutup oleh hawa nafsu. Tentu saja ada yang meneken kontrak untuk menjalani hidup sengsara, dan ada pula yang menjalani hidup bahagia di dunia ini. semua diteken karena tak merasakan beratnya beban jasmani. karena belum terhijab oleh hawa nafsu, kontrak yang isinya menyengsarakan pun ditekennya. Kalau bahsa jaman sekarang " terima dulu, enak tidaknya itu urusan nanti"
Teken kontrak itu untuk melanjutkan proyek kehidupan yang belum selesai. proyek kehidupan kita ini, ya kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa. Wa inna ilyah rajiun, dan sesungguhnya kita kembali pada Allah. Kita ini asal usulnya dari Tuhan dan kembali pada Tuhan. Dalam perjalanan kembali itu kita mampir di bumi dengan berpakaian raga jasmani. Di bumi ini kita hanya mampir "ngombe", singgah untuk mengambil bekal bagi kehidupan selanjutnya.
Bila pakaian telah rusak, tidak bisa dipakai lagi, ya ganti pakaian baru. proyek kita jalan terus.....!sesuai dengan yang kita kontrak. kita buat rancangannya, cetak birunya. Lalu, kita kerjakan. Karena kita sendiri yang teken kontrak berdasarkan cetak biru yang telah kita buat dulunya maka kita diingatkan dalam Alquran untuk tidak bersedih bila kita tidak berhasil dalam mengejar cita2.Juga kita diingatkan untuk tidak terlalu bergembira bila berhasil.
Tiada satupun bencana yang menimpa di bumi ini atau pada dirimu, melainkan sudah ada di "kitab" sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya bagi Allah itu mudah.
Hal ini dimaksudkan agar aklian semua tidak berduka cita terhadap apa yang luput dari usaha kalian, dan tidak terlalu gembira terhadap apa yang akan kalian dapatkan (dalam hidup ini). Allah tidak mencintai orang yang sombong dan membanggakan diri.
Jadi, memang benar sekali jakalau Tuhan dikatakan sebagai Yang Maha Adil. Tak ada pihak yang dirugikan sama sekali. Tuhan memfasilitasi apa yang akan kita kerjakan dalam hidup ini. Dia mengerti apa yang kita perlukan. Ya, tuhan itu Maha pemurah. Apa yang diperlukan oleh Sang Diri untuk menjalankan amanat-Nya dalam kehidupan di bumi ini, telah dipenuhinya. Bahkan, bencana yang menimpa di bumi, petaka yang menimpa seseorang, atau bahkan keberhasilan yang diperoleh seseorang ternyata semuanya sudah dicatat dalam suatu "kitab". Kapan itu dicatat? ya sebelum kita dihadirkan di bumi ini. Kalau kita lupa tentang apa yng kita lakukan di masa lalu, apa yang kita setujui untuk melakukan hidup sekarang maka Tuhan hanya mengingatkan akan hal itu dala Alquran.
Tentu ada alasan mengapa ada yang dicatat memperoleh keberuntungan dalam hidupnya di bumi ini. dalam Alquran dijelaskan: " Allah tidak membebani suatu jiwa diluar kesanggupanya, Sekarang ini ia hanya mendapatkan imbalan dari apa yang pernah ia usahakan, dan mendapatkan siksaan dari kejahatan yang telah dilakukannya."
Sebenarnya Allah itu Maha Rahman dan Rahim. Juga Maha Pengampun. Apabila Allah tidak menutupi sebagian dari kesalahan manusia, niscaya beban atau balasan yang dipikul manusia terlalu berat.
lha, bagaimana kalau kita belum bisa kembali pada Tuhan? bukankah kematian dan dibangkitkan pada hari kiamat itu merupakan makna kembali pada Tuhan?
Lho, kalalu masih ada yang masuk neraka akibat kejahatannya, itu namanya belum kembali pada Tuhan. Padahal sudah ditegaskan bhwa kita ini kembalinya ya pada Tuhan. Bukan pada surga atau neraka. itu hanyalah termin2 atau babak2 psikologis yang dialami manusia dalam usahanya untuk kembali pada Tuhan.
Kembali pada asal Diri manusia, dari betul makmur sang diri menuju betul Mukadas (baitul muqaddas). Rumah bagi sang jiwa yang telah disucikan. Sudah bersaksi sebelumnya di betal makmur. Di Betal Mukadas Sang Diri hendak menggunakan pakaian baru yang disebut raga jasmani. Yang juga disebut sebagai hartati. yaitu pakaian yang spesifikasi, atau ciri2nya sesuai dengan yang tercantum di kontrak.
Di dalam Betal Mukadas Sang Diri atau yang biasa disebut jiwa atau nafs, dilengkapi oleh Tuhan dengan dua macam kendaraan. Yaitu, preyoshakti dan sreyoshakti. juga dikenal sebagai Ki Samurta dan Ki Samurti. Preyoshakti atau Ki Samurta merupakan ujud (keberadaan) yang berasal dari air, api, udara, tanah dan angkasa (ruangan). Kadang kata angkasa ini disebut eter, sedangkan sreyoshakti atau Ki Samurti adalah ujud yangt berasal dari cahay matahari, rembulan, dan bintang.
Ki Samurta mendorong manusia untuk mencintai kehidupan materi, sedangkan Ki Samurti lebih tertarik pada hal2 yang bersifat rohani. Yang satu menrik pada kehidupan duniawi, sedangkan yang lain menuju pada kehidupan samawi. Yang satu berpijak pada pertiwi, yang lain menuju langit yang tinggi.
Ki Samurta mewujud dalam bentuk fisik manusia. Ki Samurti merupakan kekuatan batin atau daya rohani. Manusia yang semula disebut hartati oleh sunan Kalijaga, setelah keluar dari rahim ibu menjadi bayi yang dinamakan artadaya. Kata hartati berasal dari har, ta, dan ti. Har artinya air, ta artinya kamu, dan ti menunjukkan kejadian dalam kurun waktu. jadi, manusia mulanya hanyalah wujud dari cairan. Setelah diberi daya dan kekuatan yang berasal dari unsur preyo dan sreyo, lahiorlah menjadi manusia yang membawa potensi atau kodrat dirinya, disebut artadaya. yaitu, suatu kuasa dan daya untuk mempertahankan hidupnya di bumi ini. Artadaya sekaligus merupakan tabir atau hijab bagi manusia untuk menggapai kebahagaian batin.
Secara biologis kodrat, artadaya merupakan sekumpulan sifat yang diterima dari kedua orangtuanya. secara esoteris artadaya merupakan nasib yang harus diemban dalam kehidupan di dunia ini. Artadaya jug merupakan wujud kekuasaan manusia di dunia ini. apa yang disebut mukjizat senebarnya bangkitnya artadaya yang ada pda diri seseorang. Jadi secara normatif, lahirnya seorang bayi sama dengan hadirnya artadaya ditengah2 kehidupan manusia. Yang juga berarti hadirnya sosok manusia yang membawa misi takdir dan nasibnya. dalam bahasa hadis, " masing2 kalian adlah pemimpin, dan kelak kalian dimintai pertanggungjawaban atas kepimimpinan kalian."
Si miskin dan si kaya, kopral, jendral, rakyat dan presiden masing2 mengemban mini hidupnya. masing2 membawa takdir dan nasibnya. Masing2 punya peran. Masing2 seharusnya tahu peranan yang diterimanya sehingga tidak terjadi perebutan dan konflik. Yang ada adalah lomba dalam kebajikan , al akhirat. berlomba dalm mewujudkan kehidupan yang damai dan damai sejahtera.
sumber: Achmad Chodjim dalam bukunya " mistik dan makrifat SUNAN KALIJAGA" tahun 2003
sumber: Achmad Chodjim dalam bukunya " mistik dan makrifat SUNAN KALIJAGA" tahun 2003
MENGENAL DIRI
Sebagaimana dinyatakan dalam bait tembang di atas, orang yang mengetahui kembang tepus niscaya dia akan mengerti artadaya. Ia akan menegnal Dirinya sendiri. dan, ternyata artadaya itu satu asal dengan "sang hidup" (sukma sejati dan roh kudus/saudara sejati). Satu pancer dengan hidupnya manusia. satu turunan! Baik artadaya maupun sang hidup muncul dari sumber yang sama, yaitu cahaya yang terpuji , dalam bahasa arabnya disebut " Nur muhammad" atau al-haqiqah al-muhhamadiyyah. Hakikat cahay yang terpuji juga disebut sebagai "hakikat Budha" atau "hakikat Yesus", tetapi sunan Kalijaga menyebutnya dalam ungkapan jawa "kembang tepus".
Tanaman tepus termasuk dalam keluarga jahe-jahean dan sudah dikenal sejak zaman kuno. Tumbuhan ini mudah sekali berkembang biak dengan rimpang atau akarnya. Batang, daun, dan bunganya tumbuh dari akar yang sama. Jadi, daya kuasa dan hidupnya bunga tepus itu satu pancer. manusia yang terdiri dari wujud lahiriah dan uripe, hidupnya, juga satu akar. satu pohon! Keduanya berasal dari cahaya yang terpuji. Dan, cahaya yang terpuji ini berasal dari Cahaya illahi. Cahaya di atas cahaya. Allah adalah Cahaya di atas cahaya. Nur ala nur (Q.S.24:35).
Bagi mereka yang hobi membaca hadis, dia pasti tahu tentang adnya hadis yang menerangkan bahwa segala sesuatu di alam raya ini berasal dari cahaya yang terpuji, cahya kanga pinuji, ya Nur Muhammad. Hadis ini sebenarnya menginatkan kita bahwa semua ini, baik berupa langit dan bumi maupun hewan dan tumbuhan, asal-usulnya sama dengan manusia dan jiwanya. Semuanya berasal dari cahaya yang terpuji. Tak ada yang muncul dari akar yang lain. Cuma Artadaya ini bisa menjadi tirai bagi sang diri dalam melihat Dia.
Kalau kita sudah mengetahui bahwa segala usul segala sesuatu itu sama, maka kita harus bisa saling mengenal. Dan lewat roh kudus atau saudara sejati kita dapat saling berkomunikasi dengan tumbuh2an, hewan, bebatuan, sungai dlll yang ada di alam ini.
Adanya hijab, tabir yang menutupi pengetahuan manusia tentang asal-usul dan tujuannya, menyebabkan manusia gampang terperosok hidupnya. Artadaya yang berguna untuk menepuh perjalanan hidupnya, malah sering membelenggu manusia itu sendiri. Keinginan manusia untuk bisa lepas dari bumi, malah membuatnya terjerat di bumi. Keinginan manusia untuk hidup merdeka, malah saling sikut untuk manguasai yang alain.
Manusia harus mengetahui bungat tepus. mengetahui dzat dan sifatnya sendiri. dalam diolgnya dengan nabi Khidir, sunan kalijaga diingatkan agar dalam hidup ini tidak sekedar berjalan, tetapi sungguh2 melihat apa yang ada disekelilingnya. Tanpa memperjatikan dengan sungguh2 manusia akan kehilangan jati dirinya. Akan tetapi kehilangan orientasi hidupnya. Tujuan hidupnya.
Dalam petualangan mistiknya ketika sunan Kalijaga bertemu nabi Khidir, sunan menyampaikan kisahnya sebagai berikut:
Ingkang dihin sira anon cahyo
gumawang tan wruh arane
pancamaya punika
sejatine tyas sayekti
pangarepe sariro
pancmaya iku
ingaran muka sipat
ingkang nuntun sipat kang linuwih
yeku asline sipat
"Yang pertama kau lihat cahaya, yang mencorong tapi kaun tak tahu namanya. Itulah pancamaya! Yang
senyata-nyatanya ada di dalam hati. Mengatur badan manusia. Pancamaya itu, juga dinamakan mukasyafah. menuntun sifat-sifat mulia sifat asal diri manusia."
Jelas sekali bahwa di dlam lubuk hati terdalam manusia ada pancamaya. perlu diperhatikan , bahwa yang disebut "hati" disini bukanlah organ fisik manusia yang terletak disebelah kanan dada. bukan itu, melainkan hati dalam makna rohani. Suatu tempat dialam gaib yang juga tempat bagi Betal mukaram. Tetapi ada relasi atau hubungan anatara alam gaib dan alam nyata. lalu apa yang disebut pancamaya?
Kalau diterjemahkan secara harfiah, pancamaya artinya lima bayangan. namun kata maya juga bisa bermakna aneka warna, berbagai macam. pancamaya merupakan pelita asal yang ada pada manusia. Aneka warna tersebut melambangkan berbagai sifat mulia Tuhan yang sering disebut sebagai asmaul husna yang terdiri dari 99. Manusia dianugrahi sifat mulia tersebut kecuali agung karena agung hanya kepunyaan Allah. Dan sifat mulia pada mausia bukan "Yang Maha" karena itupun juga hanya kepunyaan Allah. Sebagai contoh, Allah adalah maha pemurah dan manusia sebenarnya juga mempunyai sifat pemurah sehinnga biasanya kita bersedekah pada orang yang membutuhkan. Allah adalah Maha Penyayang dan manusia mempunyai sifat penyayang yang digunakan untuk menyayangi orang tua, pasangan, anak dll. Tapi perlu diingat bahwa sifat mulia yang ada pada manusia bukan "yang maha".
Kodrat tertanam di dalam benih. ketika Sang Diri melakukan mikraj dari betal makmur dan turun ke Betal mukadas, sang hartati menyambut kedatanganya. Dia membawakan kodrat bagi sang diri. Sang hartati membawa sarana bagi sang diri. Bersatunya sang diri dengan sang hartati menjelma menjadi bayi yang disebut sebagai wujud dari artadaya.
Pancamaya mengarahkan manusia unatuka memiliki sifat mulia. Dan sifat2 mulia sebenarnya merupakan sifat asli manusia. Disebut juga mukasyafah. Sifat yang terseingkap hijabnya. Terbuka topengnya. Ini artinya berbagai kejahatan itu baru timbul dibelakang hari. Bukan sifat asli yang tertananam di dalam jati diri manusia. Sering kita berkata dalam hidup ini kita harus mendengarkan suara hati nurani, hati yang bercahaya. Pancamaya ini di alam gaib memancarkan sinarnya yang terang sekali. Mencorong, karena beraneka warna yang melambangkan berbagai sifat mulia yang dianugrahkan pada manusia menyatu sehingga tampaklah sinar yang terang mencorong. Jadi selama orang mendengarkan suara hati nuraninya, mengikuti pancamaya maka ia tak akan tersesat dlam hidup ini.
Persoalannya, pancamaya ini bersandangkan Artadaya. Terselimuti oleh nafsu, pancamaya terselubungi oleh daya dan kekuatan untuk kelangsungan hidupnya di bumi ini. Tanpa artadaya manusia akan kehilangan vitalitas hidupnya.
Sifat asli jati diri manusia adalah ketenangan, kedamaian, ketentraman sehingga pancamaya memancarkan cahaya warna puih bagaikan matahari. Meski pancaran sinarnya terdiri dari beraneka warna tetapi tampak putih belaka. Dan warna putih melambangkan kesucian batin manusia. Akan tetapi pancmaya tertutupi oleh tiga kekuatan alam, yaitu kekuatan yang diwariskan oleh orang tua, kekuatan unsur preyo dan unsue sreyo sebagaimana telah dijelaskan di atas. Tiga kekuatan itu dilambangkan dengan warna hitam, merah dna kuning. dan warna putih adalah kesucian hati manusia. Ketiga kekuatan itu menjadi penghalang bagi manusia untuk manunggal dengan Yang Maha Kuasa. Nmun bila manusia bisa mengendalikan tiga kekuatan tersebut, maka akan menjadi positif dan berguna bagi kehidupan manusia. Dalam khasanah tasawuf, empat daya yang berwarna hitam, merah, kuning dan putih itu dipandang sebagai kekuatan jiwa atau nafsu: al-amarah. al-lawwamah, al-shufiah dan al-muthmainah.
Dalam Pupuh 4 (dandhanggula) bait ke 17 suluk linglung sebagi berikut:
Sirna patang prakara na malih
urub siji wewulo warnanya
seh melaya lon ature
punapa wastanipun
urub siji wewolu warni
pundi ingkang sanyata
urub kang satuhu
wonten kadi retno mancar
wonten kadi maya-maya ngebati
wonten abra markata
" Empat warna lenyap. Muncul yang lain. Satu nyala delapan warna. Syekh Melaya berkata pelan: " apakah namanya? Satu nyala delapan warna itu, mana yang sejati, nyala yang sebenarnya? ada yang seperti mutiara bersinar kemilau. Ada yang bagaikan sinar warna-warni menakjubjan. ada yang terang gemerlapan".
Manusia sejatinya adalah roh suci yang ditemani oleh sukma sejati yaitu penunjuk apa tugas dan peran kita di dunia ini sebagai khalifah dan roh kudus atau saudara sejati adalah penuntun kita untuk menjalani tugas kita di dunia ini. dan roh suci, sukma sejati, saudar sejati berasal dari satu pancer atau sumber yaitu nur muhammad atau cahaya terpuji. Setelah dalam perjalanan mistiknya sunan kalijaga mengetahui cahaya seperti yang diceritakan di atas, beliau bertanya pada saudara sejatinya.
Dalam bait selanjutnya saudar sejati menjawab pertanyaan sunan. bahwa warna2 yang gemebyar itu sebenarnya satu. Berasal dari wujud yang satu. Sebagimana roh suci, sukma sejati dan saudara sejati atau roh kudus itu satu asal usulnya. Namun , beraneka warnanya sehingga dijelaskan bahwa semua warna yang dilihat oleh sunsn itumerupaka perlambang bagi seluruh isinya bumi dan langit. Artinya, segenap isinya bumi dan langit itu ada pada tubuh manusia. baik dalam suluk linglungnya sunan kalijaga maupun yang terdapat dalam "Bima Suci Kidung Basa Mardawa" disebutkan bahwa kedelapan warnia ini juga merupakan miniatur jagad raya yang ada di dalam diri manusia.
Saudara sejati selanjutnya menerangkan bahwa apa yang dapat disaksikan dalam keadaan meditasi bukanlah Tuhan. Yang menguasai segala keadaan yaitu Tuhan yang maha Esa, tidak dapat dilihat. Dia tidak mempunyai rupa, tidak berwarna, tak berwujud, tidak dapat dikhayalkan, tanpa tempat tinggal. Dia hanya terjangkau oleh orang yang hatinya awas. Hanya isyarat atau perlambangya yang memenuhi semesta. Meski dekat, tetapi tidak dapat disentuh. Tuhan dinyatakan sebagai "tan kena kinaya ngapa". Dia tidak dapatdigambarkan seperti apaun. Dia hanya bisa disifati dengan sifat2 yang patut bagi-Nya.
Klaua bukan Tuhan, lalu apa yang disaksikan sunana?. Ternyat,a yang disaksikan suanan bak boneka gading yang berkilauan sinarnya itu adalah Premana atau permana. Inilah ajaran yang disebut chi (qi) dalam pandangan Cina. Ki dalam ajaran kebatinan atau reiki dari jepang yang juga dikenal sebagai prana dalam ajaran India. Dan, Permanalah yang menyebabkan badan ini hidup. Tetapi, Permana tak ikut merasakan kesedihan, kesakitan, dan penderitaan. Permana juga tidak membutuhkan tidur atau istirahat. tidak pula memerlukan makan dan minum. Jika Permana keluar dari tubuh, badan menjadi tak berdaya. Akhirnya menbusuk. Jadi, kekuasaan Permana itu untuk hidupnya badan jasmani ini.
Dalam petualangan mistiknya ketika sunan Kalijaga bertemu nabi Khidir, sunan menyampaikan kisahnya sebagai berikut:
Ingkang dihin sira anon cahyo
gumawang tan wruh arane
pancamaya punika
sejatine tyas sayekti
pangarepe sariro
pancmaya iku
ingaran muka sipat
ingkang nuntun sipat kang linuwih
yeku asline sipat
"Yang pertama kau lihat cahaya, yang mencorong tapi kaun tak tahu namanya. Itulah pancamaya! Yang
senyata-nyatanya ada di dalam hati. Mengatur badan manusia. Pancamaya itu, juga dinamakan mukasyafah. menuntun sifat-sifat mulia sifat asal diri manusia."
Jelas sekali bahwa di dlam lubuk hati terdalam manusia ada pancamaya. perlu diperhatikan , bahwa yang disebut "hati" disini bukanlah organ fisik manusia yang terletak disebelah kanan dada. bukan itu, melainkan hati dalam makna rohani. Suatu tempat dialam gaib yang juga tempat bagi Betal mukaram. Tetapi ada relasi atau hubungan anatara alam gaib dan alam nyata. lalu apa yang disebut pancamaya?
Kalau diterjemahkan secara harfiah, pancamaya artinya lima bayangan. namun kata maya juga bisa bermakna aneka warna, berbagai macam. pancamaya merupakan pelita asal yang ada pada manusia. Aneka warna tersebut melambangkan berbagai sifat mulia Tuhan yang sering disebut sebagai asmaul husna yang terdiri dari 99. Manusia dianugrahi sifat mulia tersebut kecuali agung karena agung hanya kepunyaan Allah. Dan sifat mulia pada mausia bukan "Yang Maha" karena itupun juga hanya kepunyaan Allah. Sebagai contoh, Allah adalah maha pemurah dan manusia sebenarnya juga mempunyai sifat pemurah sehinnga biasanya kita bersedekah pada orang yang membutuhkan. Allah adalah Maha Penyayang dan manusia mempunyai sifat penyayang yang digunakan untuk menyayangi orang tua, pasangan, anak dll. Tapi perlu diingat bahwa sifat mulia yang ada pada manusia bukan "yang maha".
Kodrat tertanam di dalam benih. ketika Sang Diri melakukan mikraj dari betal makmur dan turun ke Betal mukadas, sang hartati menyambut kedatanganya. Dia membawakan kodrat bagi sang diri. Sang hartati membawa sarana bagi sang diri. Bersatunya sang diri dengan sang hartati menjelma menjadi bayi yang disebut sebagai wujud dari artadaya.
Pancamaya mengarahkan manusia unatuka memiliki sifat mulia. Dan sifat2 mulia sebenarnya merupakan sifat asli manusia. Disebut juga mukasyafah. Sifat yang terseingkap hijabnya. Terbuka topengnya. Ini artinya berbagai kejahatan itu baru timbul dibelakang hari. Bukan sifat asli yang tertananam di dalam jati diri manusia. Sering kita berkata dalam hidup ini kita harus mendengarkan suara hati nurani, hati yang bercahaya. Pancamaya ini di alam gaib memancarkan sinarnya yang terang sekali. Mencorong, karena beraneka warna yang melambangkan berbagai sifat mulia yang dianugrahkan pada manusia menyatu sehingga tampaklah sinar yang terang mencorong. Jadi selama orang mendengarkan suara hati nuraninya, mengikuti pancamaya maka ia tak akan tersesat dlam hidup ini.
Persoalannya, pancamaya ini bersandangkan Artadaya. Terselimuti oleh nafsu, pancamaya terselubungi oleh daya dan kekuatan untuk kelangsungan hidupnya di bumi ini. Tanpa artadaya manusia akan kehilangan vitalitas hidupnya.
Sifat asli jati diri manusia adalah ketenangan, kedamaian, ketentraman sehingga pancamaya memancarkan cahaya warna puih bagaikan matahari. Meski pancaran sinarnya terdiri dari beraneka warna tetapi tampak putih belaka. Dan warna putih melambangkan kesucian batin manusia. Akan tetapi pancmaya tertutupi oleh tiga kekuatan alam, yaitu kekuatan yang diwariskan oleh orang tua, kekuatan unsur preyo dan unsue sreyo sebagaimana telah dijelaskan di atas. Tiga kekuatan itu dilambangkan dengan warna hitam, merah dna kuning. dan warna putih adalah kesucian hati manusia. Ketiga kekuatan itu menjadi penghalang bagi manusia untuk manunggal dengan Yang Maha Kuasa. Nmun bila manusia bisa mengendalikan tiga kekuatan tersebut, maka akan menjadi positif dan berguna bagi kehidupan manusia. Dalam khasanah tasawuf, empat daya yang berwarna hitam, merah, kuning dan putih itu dipandang sebagai kekuatan jiwa atau nafsu: al-amarah. al-lawwamah, al-shufiah dan al-muthmainah.
Dalam Pupuh 4 (dandhanggula) bait ke 17 suluk linglung sebagi berikut:
Sirna patang prakara na malih
urub siji wewulo warnanya
seh melaya lon ature
punapa wastanipun
urub siji wewolu warni
pundi ingkang sanyata
urub kang satuhu
wonten kadi retno mancar
wonten kadi maya-maya ngebati
wonten abra markata
" Empat warna lenyap. Muncul yang lain. Satu nyala delapan warna. Syekh Melaya berkata pelan: " apakah namanya? Satu nyala delapan warna itu, mana yang sejati, nyala yang sebenarnya? ada yang seperti mutiara bersinar kemilau. Ada yang bagaikan sinar warna-warni menakjubjan. ada yang terang gemerlapan".
Manusia sejatinya adalah roh suci yang ditemani oleh sukma sejati yaitu penunjuk apa tugas dan peran kita di dunia ini sebagai khalifah dan roh kudus atau saudara sejati adalah penuntun kita untuk menjalani tugas kita di dunia ini. dan roh suci, sukma sejati, saudar sejati berasal dari satu pancer atau sumber yaitu nur muhammad atau cahaya terpuji. Setelah dalam perjalanan mistiknya sunan kalijaga mengetahui cahaya seperti yang diceritakan di atas, beliau bertanya pada saudara sejatinya.
Dalam bait selanjutnya saudar sejati menjawab pertanyaan sunan. bahwa warna2 yang gemebyar itu sebenarnya satu. Berasal dari wujud yang satu. Sebagimana roh suci, sukma sejati dan saudara sejati atau roh kudus itu satu asal usulnya. Namun , beraneka warnanya sehingga dijelaskan bahwa semua warna yang dilihat oleh sunsn itumerupaka perlambang bagi seluruh isinya bumi dan langit. Artinya, segenap isinya bumi dan langit itu ada pada tubuh manusia. baik dalam suluk linglungnya sunan kalijaga maupun yang terdapat dalam "Bima Suci Kidung Basa Mardawa" disebutkan bahwa kedelapan warnia ini juga merupakan miniatur jagad raya yang ada di dalam diri manusia.
Saudara sejati selanjutnya menerangkan bahwa apa yang dapat disaksikan dalam keadaan meditasi bukanlah Tuhan. Yang menguasai segala keadaan yaitu Tuhan yang maha Esa, tidak dapat dilihat. Dia tidak mempunyai rupa, tidak berwarna, tak berwujud, tidak dapat dikhayalkan, tanpa tempat tinggal. Dia hanya terjangkau oleh orang yang hatinya awas. Hanya isyarat atau perlambangya yang memenuhi semesta. Meski dekat, tetapi tidak dapat disentuh. Tuhan dinyatakan sebagai "tan kena kinaya ngapa". Dia tidak dapatdigambarkan seperti apaun. Dia hanya bisa disifati dengan sifat2 yang patut bagi-Nya.
Klaua bukan Tuhan, lalu apa yang disaksikan sunana?. Ternyat,a yang disaksikan suanan bak boneka gading yang berkilauan sinarnya itu adalah Premana atau permana. Inilah ajaran yang disebut chi (qi) dalam pandangan Cina. Ki dalam ajaran kebatinan atau reiki dari jepang yang juga dikenal sebagai prana dalam ajaran India. Dan, Permanalah yang menyebabkan badan ini hidup. Tetapi, Permana tak ikut merasakan kesedihan, kesakitan, dan penderitaan. Permana juga tidak membutuhkan tidur atau istirahat. tidak pula memerlukan makan dan minum. Jika Permana keluar dari tubuh, badan menjadi tak berdaya. Akhirnya menbusuk. Jadi, kekuasaan Permana itu untuk hidupnya badan jasmani ini.
Sabtu, 31 Juli 2010
MENGOLAH KEBATINAN
Ass. Wr. Wb dan salam sejahterah bagi umat lain...
Kebatinan adalah laku, usaha dengan melalui rasa, hati yang bening, untuk mengetahui urip sejati, hidup sejati. Laku batin tersebut dilandasi perbuatan dan perilaku yang baik, budi luhur, hati bersih suci, dengan selalu mendekatkan diri dan manembah kepada Gusti, Tuhan.
Beberapa pengalaman akan dialami oleh pelaku kebatinan, ada yang enak, ada yang dirasa berat, semua itu adalah bumbu-bumbu kehidupan dalam menapaki jalan Ilahi.
Pengalaman puncak pelaku kebatinan/ spiritualis adalah kenyataan bahwa dirinya sebagai kawulo berada dalam hubungan serasi dengan Gusti, Tuhan.
Istilah populernya adalah :
Timbulnya kebatinan
Timbulnya kebatinan sebenarnya adalah hal logis, setelah manusia dalam pengalaman menjalani kehidupan ini, menemukan fakta bahwa hidup dan alam ini , tidak hanya terdiri dari benda-benda dan zat-zat yang lahir saja. Selain yang lahir, yang kasat mata, ada juga hal-hal yang tidak terlihat oleh mata, tetapi sebenarnya ada, eksis. Selain ada yang konkrit , ada yang abstrak, yang diakui oleh siapapun, seperti : pikiran, gagasan, batin dsb. Jelas, selain lahir ,ada batin. Sebelum sesuatu termanifestasi, muncul, lahir, sesuatu itu berada dulu didalam angan-angan, pikiran, yaitu batin. Setiap tindakan yang dilakukan, muncul dialam lahir, tentu sebelumnya di-batin dulu.
Batin itu luas dan dalam
Dengan pengertian dasar seperti diatas, maka yang termasuk lahir adalah apa saja yang kelihatan oleh mata, sedangkan yang tidak kelihatan termasuk ranah batin.
Pandangan yang ditangkap mata juga ada dua.
Pertama : Yang bisa dilihat oleh mata lahir, mata biasa.
Kedua : Ada orang yang tajam mata batinnya, sehingga mampu melihat yang oleh kebanyakan orang disebut gaib.
Perlu diketahui bahwa setiap orang secara alami,dari “ sononya” juga dilengkapi, memiliki mata batin. Itu anugerah Tuhan, bukan takhayul!
Tetapi kemampuan fungsi mata batin, sejak anak kecil telah dikalahkan oleh logika, yang ditanamkan oleh orang tua dan pergaulan umum.
Tidak hanya mata batin yang ditutup; kepekaan otak , rasa dan indra yang lain , juga ditutup.
Beberapa pengalaman akan dialami oleh pelaku kebatinan, ada yang enak, ada yang dirasa berat, semua itu adalah bumbu-bumbu kehidupan dalam menapaki jalan Ilahi.
Pengalaman puncak pelaku kebatinan/ spiritualis adalah kenyataan bahwa dirinya sebagai kawulo berada dalam hubungan serasi dengan Gusti, Tuhan.
Istilah populernya adalah :
Jumbuhing kawulo Gusti - Hubungan serasi kawulo GustiYang intinya berarti : Seorang anak manusia telah berada dikehidupan sejati dalam lindungan keagungan Tuhan.
Manunggaling kawulo Gusti - Manunggalnya kawulo Gusti
Pamore kawulo Gusti -Bersatunya kawulo Gusti
Timbulnya kebatinan
Timbulnya kebatinan sebenarnya adalah hal logis, setelah manusia dalam pengalaman menjalani kehidupan ini, menemukan fakta bahwa hidup dan alam ini , tidak hanya terdiri dari benda-benda dan zat-zat yang lahir saja. Selain yang lahir, yang kasat mata, ada juga hal-hal yang tidak terlihat oleh mata, tetapi sebenarnya ada, eksis. Selain ada yang konkrit , ada yang abstrak, yang diakui oleh siapapun, seperti : pikiran, gagasan, batin dsb. Jelas, selain lahir ,ada batin. Sebelum sesuatu termanifestasi, muncul, lahir, sesuatu itu berada dulu didalam angan-angan, pikiran, yaitu batin. Setiap tindakan yang dilakukan, muncul dialam lahir, tentu sebelumnya di-batin dulu.
Batin itu luas dan dalam
Dengan pengertian dasar seperti diatas, maka yang termasuk lahir adalah apa saja yang kelihatan oleh mata, sedangkan yang tidak kelihatan termasuk ranah batin.
Pandangan yang ditangkap mata juga ada dua.
Pertama : Yang bisa dilihat oleh mata lahir, mata biasa.
Kedua : Ada orang yang tajam mata batinnya, sehingga mampu melihat yang oleh kebanyakan orang disebut gaib.
Perlu diketahui bahwa setiap orang secara alami,dari “ sononya” juga dilengkapi, memiliki mata batin. Itu anugerah Tuhan, bukan takhayul!
Tetapi kemampuan fungsi mata batin, sejak anak kecil telah dikalahkan oleh logika, yang ditanamkan oleh orang tua dan pergaulan umum.
Tidak hanya mata batin yang ditutup; kepekaan otak , rasa dan indra yang lain , juga ditutup.
Jadi yang terjadi sesungguhnya,kepekaan mata batin, otak batin, rasa batin , itu tidak hilang, hanya sengaja ditutup atau dihalangi atau tidak dikembangkan. Alasannya : Tidak sesuai dengan logika.
Oleh karena perangkat-perangkat batin secara alami dan sah dimiliki setiap manusia, maka hal tersebut tak bisa dihilangkan. Sekali lagi, yang terjadi hanyalah fungsinya tidak dihidupkan.
Seorang manusia yang terbuka mata lahir dan batinnya, tetap berfungsi otak dan rasa batinnya, dia bisa melihat dan memahami yang kelihatan dan “ yang tidak kelihatan”.
Sehingga yang disebut dunia nyata itu relatif. Ini tidak perlu diperdebatkan.
Kesimpulannya sebagai berikut :
Bagi saudara-saudara kita yang fungsi perangkat-perangkat batinnya tidak diaktifkan, dibiarkan tertutup, yang dilihat adalah yang nyata secara konkrit. Itu bagus, wajib bersyukur kepada Tuhan, karena mempunyai mata, otak dan panca indra normal yang berfungsi bagus.
Sementara itu, saudara-saudara kita yang perangkat-perangkatnya berfungsi lahir batin, mampu melihat dan mengetahui bahwa kenyataan itu terdiri dari dua hal, yaitu :
Yang nyata bagi setiap orang ditambah “ yang tidak kelihatan”
Ini sebenarnya hal yang normal saja, katakanlah bahwa orang tersebut memanfaatkan sepenuhnya karunia yang diberikan oleh Tuhan.
Adapun terjemahan Surat An-Nur ayat 35 yang artinya :
Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu didalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang diyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tidak tumbuh disebelah timur (sesuatu) dan tidak pula disebelah barat (nya) yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya diatas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dikehendaki. Dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah maha mengetahui segala sesuatu.
Membuka kembali perangkat-perangkat batin.
Karena yang mempunyai kemampuan melihat termasuk hal-hal yang disebut gaib jumlahnya sedikit, orang-orang seperti itu secara salah kaprah dipandang mempunyai kemampuan diatas normal, ada yang menyebut mereka paranormal, bahkan supernormal dlsb.
Supaya anda tidak perlu ke “paranormal” kalau lagi bingung atau punya masalah, selain perlu lebih banyak berdoa kepada Tuhan, tenangkan perasaan anda, kendalikan emosi, mulailah berlatih santai membuka kembali fungsi-fungsi perangkat “gaib” yang anda miliki.
Tentu untuk itu anda harus sabar, melatih diri, karena perangkat-perangkat itu sudah lama sekali tidak difungsikan. Kalau terbukanya terlalu cepat atau tiba-tiba, nanti anda kaget dan bisa mengalami goncangan jiwa.
Pelaksanaan dan latihan tersebut hanya melibatkan dan berhubungan dengan diri anda sendiri dan diberkati oleh Tuhan.
Latihan mengolah batin, bisa dilakukan sendiri atas dasar kemantapan hati yang pasrah total kepada Gusti atau dengan petunjuk atau bimbingan seseorang yang lebih senior dalam olah kebatinan, yang biasanya disebut Guru.
Bimbingan Guru Laku tersebut untuk menghindari dari beraneka gangguan dan hal-hal yang negatif, sehingga tidak keliru tujuan sejatinya. Silahkan, anda bebas menentukan pilihan.
Yang penting anda yakin selalu berada dijalan yang hakiki, yang benar, yang menjadi hak anda dan itu adalah jalan Ilahi.
Menjalani, mempelajari, melatih olah kebatinan atau spiritualitas menurut istilah universal, itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan takhayul, mahluk-mahluk halus yang mendiami tempat-tempat angker, santet dan hal-hal semacam itu.
Kebatinan adalah jalan yang mulia, metode untuk menghayati kebenaran sejati, mengenali diri sejati, hidup sejati, sehingga hubungannya dengan Tuhan, serasi.
Ada yang menyebut keadaan seperti itu : Wis tinarbuko, bahasa Jawa, sudah terbuka batinnya yang tinggi, sudah mendapat Pencerahan atau mendapatkan cahaya illahi. Ada yang menyebut Unio Mystica – Persatuan mistis kawulo Gusti . Dalam pemahaman spiritualitas universal dikatakan : Aku ketemu Higher-Self, diri yang lebih tinggi/ Pribadi atau bahkan bisa ketemu dengan Highest –Self – Pribadi Sejati.(Suryo S. Nugroho)
Membuka kembali perangkat-perangkat batin.
Karena yang mempunyai kemampuan melihat termasuk hal-hal yang disebut gaib jumlahnya sedikit, orang-orang seperti itu secara salah kaprah dipandang mempunyai kemampuan diatas normal, ada yang menyebut mereka paranormal, bahkan supernormal dlsb.
Supaya anda tidak perlu ke “paranormal” kalau lagi bingung atau punya masalah, selain perlu lebih banyak berdoa kepada Tuhan, tenangkan perasaan anda, kendalikan emosi, mulailah berlatih santai membuka kembali fungsi-fungsi perangkat “gaib” yang anda miliki.
Tentu untuk itu anda harus sabar, melatih diri, karena perangkat-perangkat itu sudah lama sekali tidak difungsikan. Kalau terbukanya terlalu cepat atau tiba-tiba, nanti anda kaget dan bisa mengalami goncangan jiwa.
Pelaksanaan dan latihan tersebut hanya melibatkan dan berhubungan dengan diri anda sendiri dan diberkati oleh Tuhan.
Latihan mengolah batin, bisa dilakukan sendiri atas dasar kemantapan hati yang pasrah total kepada Gusti atau dengan petunjuk atau bimbingan seseorang yang lebih senior dalam olah kebatinan, yang biasanya disebut Guru.
Bimbingan Guru Laku tersebut untuk menghindari dari beraneka gangguan dan hal-hal yang negatif, sehingga tidak keliru tujuan sejatinya. Silahkan, anda bebas menentukan pilihan.
Yang penting anda yakin selalu berada dijalan yang hakiki, yang benar, yang menjadi hak anda dan itu adalah jalan Ilahi.
Menjalani, mempelajari, melatih olah kebatinan atau spiritualitas menurut istilah universal, itu tidak ada kaitannya sama sekali dengan takhayul, mahluk-mahluk halus yang mendiami tempat-tempat angker, santet dan hal-hal semacam itu.
Kebatinan adalah jalan yang mulia, metode untuk menghayati kebenaran sejati, mengenali diri sejati, hidup sejati, sehingga hubungannya dengan Tuhan, serasi.
Ada yang menyebut keadaan seperti itu : Wis tinarbuko, bahasa Jawa, sudah terbuka batinnya yang tinggi, sudah mendapat Pencerahan atau mendapatkan cahaya illahi. Ada yang menyebut Unio Mystica – Persatuan mistis kawulo Gusti . Dalam pemahaman spiritualitas universal dikatakan : Aku ketemu Higher-Self, diri yang lebih tinggi/ Pribadi atau bahkan bisa ketemu dengan Highest –Self – Pribadi Sejati.(Suryo S. Nugroho)
Langganan:
Postingan (Atom)